Jumat, 14 Februari 2020

SUDUT PANDANG MENJAWAB KERAGUAN DAN LOYALITAS


Cara orang menilai atau sudut pandang setiap orang tentunya  tidak ada yang sama ,lebih- lebih sudut pandang politik ,perbedaan pandangan umum nya di karenakan oleh kepentingan , misalnya sudut pandang politis bagi seorang calon kepala daerah, simpatisan , pendukung dan tim sukses serta sudut  pandang keluarga , tentunya lebih cenderung membenarkan ,mengagungkan  yang di anggapnya sang JAGOAN  , umumnya pandangan adalah meng-angggap sang Jagoan adalah yang paling hebat , paling unggul dan paling segala nya sedangkan lawan nya di pandang dari sisi negatifnya saja , padahal Ia mengetahui  bahwa lawan sang Jagoan nya memeliki kelebihan dan keunggulan . Hal ini terjadi di karenakan ingin memperlihatkan bahwa ia telah menilai baik terhadap sang Jagoan nya atau lebih di kenal dengan istilah Asal Bapak Senang (ABS ) 
Tanpa di sadari bahwa sikap dan tindakan seperti tersebut diatas sangat lah merugikan sang Jagoan nya karena ia tidak berupaya menyampaikan dengan jujur kelebihan lawan sehinga ia lupa trik dan strategi apa yang dapat mengimbangi kelebihan dan keunggulan lawan dari sang jagoan nya . 

Di sisi lain Sang Jagoan pun lupa  dan terbuai dengan laporan dari orang ABS tersebut , akhir nya penyesalan di kemudian hari . 

Di Kabupaten Bungo tidak jauh beda dengan kabupaten ,provinsi dan daerah lainnya , pasalnya tahun  2020 ini adalah tahun politik yang mewarnai pemilihan Kepala Desa serentak, Bupati serentak dan gubernur serentak 

Di Kabupaten Bungo sendiiri bermunculan Bakal Calon bupati ,temtu nya balon bupati ini tidak semua nya serius dan benar-benar berniat untuk membangun daerah nya namun sarat dengan kepentingan untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan nya sendiri , sehingga tidak mustahil muncul bakal calon bupati bayangan ( Babubay ) 

Lebih seru lagi ketika bakal calon Bupati yang di perhitungkan yang bakal mampu menyaingi petahana ( incumbent ) sebut saja Riduwan Ibrahim VS Mashuri  , memasuki tahapan pemilihan kepala daerah , jelang pendaftaran calon kepala darah ( calon Bupati- wakil bupati ) Riduwan Ibarhim ( RI ) di isukan mengundurkan diri  dari bakal calon ( Balon ), isu kemunduran diri RI ini tidak saja membuat geger namun membuat panik para pendukung, simpatisan dan tim sukses nya , padahal isu kemunduran diri RI ini belum jelas kebenaran nya karena bukan lah pernyataan resmi dari Riduwan Ibrahim , hanya postingan status di Facebook yang patut di uji kebenarannya 

Isu kemunduran RI ini membuat lawan nya kegirangan dan merasa hebat dan merasa tidak ada lagi lawan yang patut di perhitungkan lagi . 

Pasca isu kemunduruan  RI ini belum juga bisa terjawab dan rasa penasaran simpatisan dan pendukung setia nya terus menghubungi Bungo news untuk mengorek kebenaran isu tersebut , untuk menjawab keraguan ini Bungo news hingga saat ini masih saja melakukan investigasi , Fakta di lapangan ternyata isu tersebut tidak begitu mempengaruhi simpatisan dan dukungan di kalangan menegah kebawah , “ Kami masih menunggu kepastian dan masih menginginkan RI untuk memipin Bungo ini ,” Jawaban  mayoritas masyarakat menanggapi isu kemunduran RI tersebut .

Bahkan lebih menarik lagi  di temukan sejumlah orang mengatakan “ Kalau RI tidak jadi mencalon kan diri sebagai Bupati periode ini , kami kemungkinan besar kami akan golput “ sebut sejumlah sumber 

Sumber lain yang dapat di pertanggung jawabkan mengatakan , kami tidak yakin RI akan mundur , itu hanya isu saja dan kami yakin bila RI tetap maju sebagai calon bupati insya Allah menang , siapa pun wakil nya tidak jadi masalah “ Tutur Sumber . 

Tidak bisa di pungkiri pasca isu mundur nya RI ini tidak sedikit orang yang mengklaim diri nya pendukung dan bahkan tim RI mecoba untuk menyeberang ke team  calon kandidiat lain , peristiwa isu kemunduran RI ini sebenarnya dapat di jadikan tolak ukur bagi calon kandidat lain nya dan bagi RI sendiri karena akan bisa mengukur dan menilai siapa saja yang memiliki loyalitas ,kepribadian dan prinsip bukan karena kepentingan ia berpindah ke lain hati dan berbalik mendukung lawan politik sang Jagoan nya  . 

Hal ini tentu nya bagi lawan politik RI atau kandidat lain untuk bisa menerima begitu saja pernyataan sikap mendukung dari orang –orang yang tadi nya berseberangan , berbeda pandangan dan berbeda prinsip dan pilihan tiba –tiba saja berbalik mendukung nya .

Singkat nya JANGAN CEPAT PERCAYA DENGAN ISU YANG BELUM TENTU KEBENARAN nya dan jangan CEPAT PERCAYA DENGAN ORANG –ORANG YANG BELUM TENTU BENAR-BENAR SEPENUHNYA MEMBERIKAN DUKUNGAN 


Tulisan ini tidak ada maksud untuk menyinggung seseorang atau menyudut kan sekelompok orang , hanya sekedar menyikapi dan memberikan pencerahan bagi para simpatisan , pendukung , tim , kandidat Maupun keluarga terdekat yang memiliki hubungan emosional dengan sang Calon untuk tidak ragu –ragu memberikan dukungan baik moril maupun materil 

Semoga . 

Salam

Bakat, Disiplin dan Prestasi


Oleh: Nelson Sihaloho
Abstrak
Seringkali kita mendengar bahwa keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang diperolehnya. Mengutip Slamet (2002:53) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor jasmani, psikologis dan kelelahan, kesehatan, kondisi tubuh, Intelegence Quotient (IQ), minat, parhatian, bakat dan kematangan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga dan sekolah yang mencakup cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, metode mengajar, bahan, sarana dan prasarana.

 Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Itulah sebabnya kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat terhadap setiap siswa.

Kata kunci: bakat, disiplin dan prestasi
Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Cara berfungsinya, ada 2 yakni kemampuan pada bidang khusus dan bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus. Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul apabila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.

 Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent. Mengutip John Holland, bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Seseorang yang memiliki bakat adalah orang yang mempunyai potensi dan merupakan oarng yang sungguh beruntung karena dengan mudah dalam mewujudkan prestasi dirinya. Untuk itu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. 

Bakat yang besar harus didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih hebat japabila memiliki bakat terpendam sesuai dengan potensi dirinya. Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu diperhatikan yaknia. mengenali diri sendiri, memposisikan diri, mendobrak diri serta  aktualisasi diri. Sebagaimana kita ketahui bahwa potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti keras, kuat. 

Intinya potensi  merupakan kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut. Sedangkan potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. 
Disiplin


Mengutip Sukadji (2002) menyatakan bahwa pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanmkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang bahkan sering disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi siswa karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Umumnya orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak disiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan. 

Manfaat kedisiplinan adalah membuat seseorang menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian seseorang yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Manfaat disiplin selain menumbuhkan kepekaan, menumbuhkan kepedulian, mengajarkan keteraturan dan meningkatkan prestasi, menumbuhkan percaya diri serta menumbuhkan kemandirian dan kepatuhan. 

Bear, 2005 (Dupper, 2010: 15) menyatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan secara umum adalah mengembangkan disiplin diri dikalangan peserta didik, dengan cara menunjukkan perilaku bertanggung jawab secara moral yang dapat menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang aman, tertib serta kondusif.
 Dupper (2010:15) mendefinisikan disiplin sebagai pengembangan pengendalian diri melalui pengajaran keterampilan pemecahan masalah dan belajar lebih produktif untuk mengekspresikan perasaan. Perilaku disiplin diharapkan akan menghasilkan karakter tertentu atau pola perilaku yang menghasilkan perbaikan moral dan mental, dengan instruksi dan praktik untuk melatih pengendalian diri (self-control). Sikap disiplin yang terdapat dalam diri seseorang biasa disebut dengan disiplin diri atau self-discipline. Disiplin diri merupakan unsur utama dari pengaturan diri (self-regulation) dan pengendalian diri (self-control) yang merupakan bagian penting dalam pendidikan karekter dan pembelajaran sosial-emosional (Duckworth, 2009:19).
Prestasi

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. Di sebagian sekolah kecenderungan seseorang anak “dihargai” bukan berdasarkan bakat dan potensinya (ekstrakurikuler) namun lebih kepada nilai akademisnya (kurikuler).

 Kemampuan ekstrakurikuler dianggap sebagai kemampuan kelas dua. Padahal di lapangan kehidupan banyak orang yang sukses bukan bersandarkan pada nilai akademik semata namun pada pengembangan bakat dan potensi yang dimilikinya. 

Hal semacam itu menjadi banyak pandangan yang tidak menyenangkan sebagaimana pemahaman tentang prestasi itu sendiri.  Berprestasi adalah dambaan setiap orang, namun tidak semua orang bisa menjadi orang berprestasi. Mengutip W.J.S Winkel Purwadarmtinto menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai, dan bisa didefenisikan adalah sebuah usaha, pekerjaan yang dilakukan dengan sunguh-sunguh sehingga mencapai hasil yang terbaik dan maksimal. Sedangkan Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yakni kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom (Suharsimi Arikunto, 1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai suatu prestasi. Diantaranya diperlukan komitmen orang tua, lingkungan belajar yang baik, peraturan  di rumah tangga, pemberian reward kepada anak serta kemandirian anak. Siswa yang berprestasi diibaratkan sebagai bibit unggul yang lambat laun jika kemampuannya diasah terus menerus akan tumbuh menjadi siswa yang berprestasi lebih baik. Banyak kalangan menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi terlihat dari ciri-ciri yakni mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan dengan baik, melakukan antisipasi, jujur dan taat terhadap peraturan.

Relevansi Bakat terhadap prestasi
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat yang diidentikkan sebagai kemampuan dasar individu untuk mampu melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya.

 Contohnya adalah siswa yang berbakat di bidang Bahasa (kecerdasan Bahasa)  akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri. Faktor lainnya adalah lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah bisa menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Selanjutnya adalah lingkungan keluarga, merupakan tempat pertama kali anak belajar. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah antara lain pola asuh orang tua, hubungan orang tua dan anak, kondisi ekonomi keluarga, keharmonisan keluarga, kondisi rumah serta teman sebaya.

 Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkungan sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal. Persoalan kekerasan dilihat dari sudut psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolah tempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya. Teman sebaya  yang seharusnya bisa untuk memperoleh informasi dan perbandingan tentang dunia sosisal, prinsip keadilan malalui konflik yang terjadi dengan teman, bisa untuk belajar tentang konsep gender juga dapat berpengaruh negatif bagi anak. Contohnya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki kawan sebayanya akan mudah mempengaruhi diri anak.

 Kebiasaan buruk yang mudah ditiru biasanya dari ucapan atau tindakan. Saat ini banyak kegiatan lomba-lomba yang diselenggarakan oleh para stakeholders dan bisa dijadikan sebagai ruang untuk mendukung prestasi anak. Di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan misalnya Kompetisi Sains Nasional (KSN) Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) Kompetisi Penelitian Siswa Nasional (KPSN) yang memberi ruang terhadap siswa-siswi berbakat dalam mewujudkan prestasinya. 

Kegiatan menulis misalnya sebagai bagian dari media berekspresi. Banyak orang tertarik dalam bidang tulis menulis salah satunya ingin menjadi seseorang yang dikenal. Mengingat banyaknya manfaat kegiatan menulis, budaya menulis tentu perlu ditumbuhkembangkan.

 Selain itu dibutuhkan disiplin yang merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat terhadap setiap siswa. 

Dalam meulis karya ilmiah diwajibkan menggunakan bahasa keilmuan yaitu ragam bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang tertentu. Menulis Karya Ilmiah hendaknya mengambil topik permasalah karya ilmiahnya sesuai bidang yang ditekuni agar hasil karya ilmiahnya dapat lebih terperinci dan mendalam.

 Mengutip[ Jujun   Suriasumantri (1994 : 184 ) menyatakan ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah adalah reprodukif, tidak ambigu, tidak emotif, penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf. Kemudian penggunaan istilah keilmuan, bersifat denotative serta rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan. Karya tulis adalah segala bentuk hasil olah pikir manusia yang dituangkan dalam tulisan. Karya tulis ada 2 jenis yaitu karya tulis fiksi dan non fiksi. Karya tulis fiksi alur cerita berdasarkan tingkat imajinasi oleh seorang penulis. Contoh karya tulis fiksi antara lain novel, cerpen, roman, dan lain-lain. Sedangkan karya tulis yang kedua adalah karya tulis non fiksi. Sebagai kebalikannya karya tulis nonfiksi merupakan hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan informasi nyata dan terkadang menggunakan kaidah-kaidah penulisan yang baku. Contoh karya tulis non fiksi antara lain; opini, essay, artikel, dan laporan penelitian. Bill Gates pernah menyatakan bahwa ada 3 bidang Iptek yang akan mempengaruhi masa depan manusia, yaitu kecerdasan buatan, bioscience, dan energi. Intinya bahwa bakat memiliki relevansi yang signifikan terhadap peningkatan prestasi seseorang apabila dilakukan dengan baik patuh pada disiplin serta memiliki motivasi yang tinggi terhadap keinginan untuk mewujudkan mimpinya dan sebaliknya apabila seseorang memiliki baat tanpa disertai dengan disiplin belajar yang tinggi suatu prestasi tidak akan bisa dicapai dengan optimal.

 (dihimpun dari berbagai sumber: penulis Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi). 

Jumat, 24 Januari 2020

Merdeka Belajar dan Penguatan Kearifan Lokal

Oleh: Nelson Sihaloho

Rasional
Kehadiran teknologi dan informasi saat ini  mengharuskan para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan bersinergi untuk menyiapakan generasi yang mampu berkompetisi tanpa melupakan budaya lokal. Sebagaimana dikemukan sejumlah pakar misalnya Patrick (2012), merumuskan ada sepuluh keterampilan abad 21 yang mesti dipelajari dan dikuasi manusia, di antaranya citizenship (local and global) yang merupakan bagian keterampilan living in the world. Kearifan lokal terbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Proses-proses terbentuknya kearifan lokal sangat bergantung kepada potensi sumberdaya alam dan lingkungan serta dipengaruhi oleh pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat setempat terhadap alam dan lingkungannya. Kearifan lokal berbeda-beda di setiap daerah dan di dalamnya terkandung berbagai norma dan nilai religius tertentu. 

Ilmu pendidikan berkembang dengan pesat yang disertai kemajuan teknologi digital berdampak besar terhadap segala bidang, termasuk pendidikan. Dampak kemajuan teknologi digital yang semakin pesat tersebut juga berpengaruh terhadap pendidikan dan pembelajaran yang cepat karena kemunculan teknologi digital dan jaringan global. Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetapi belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran. Dalam praktek proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dengan siswa atau interaksi yang kompleks yang akan ditemukan suatu proses komunikasi. Pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini sebagai landasan utama merdeka belajar. 

Merdeka belajar sejatinya harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya terhadap insan manusia khususnya peserta didik menggali nilai-nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat. Masalahnya sekarang akankah program merdeka belajar memiliki relevansi terhadap kemampuan peserta didik dalam memahami nilai-nilai kearifan lokal sebagai  modal jati diri bangsa yang sesungguhnya.
Kata kunci: belajar, kearifan lokal

Penguatan Budaya Lokal 
Arus globalisasi, modernisasi serta ketatnya puritanisme dikhawatirkan dapat mengakibatkan terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya lokal. Akibatnya kebudayaan lokal yang merupakan warisan leluhur terlupakan oleh budaya asing, tereliminasi di kandangnya sendiri dan seakan tidak dipedulikan oleh para pewarisnya. Sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan watak (nation and character building), pendidikan dituntut untuk memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pengembangan diri manusia Indonesia dalam keseluruhan dimensinya. 

 Pendidikan karakter sangat penting dalam mengembangan karakteristik peserta didik dalam menjalankan kehidupannya dalam dunia pendidikan dan masyarakat. 
Kendati demikian, seorang guru tetap tidak boleh lepas tangan dalam membimbing peserta didik untuk tetap mengenal karekteristik anakdidiknya. Kearifan lokal sangat diperlukan dalam pendidikan, karena mengandung nilai-nilai kebaikan yang abadi dalam hubungannya dengan relasi keluarga, tetangga maupun masyarakat lain. 

Peran kearifan lokal secara kritis mengubah dan membentuk budaya lokal menjadi bermakna dan sesuai dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat (Ghufronudin, dkk, 2017: 31). Mengutip Wahab (Rukiyati & Purwastuti, L. Andriani, 2016: 132),  menyatakan bahwa masyarakat pendukung nilai-nilai budaya dan beberapa diantaranya dapat dikategorikan sebagai local genius atau local knowledge dapat menjadi sumber nilai bagi masyarakat pendukungnya. 
Persoalannya saat ini adalah lemah dan rapuhnya moral generasi bangsa baik di lingkup nasional maupun daerah. Hal ini ditandai dengan berbagai persoalan yang membelit kaum remaja, sebut saja pergaulan bebas, tawuran dan beragam perilaku menyimpang lainnya. Melihat perilaku remaja yang menyimpang itu, membuat para pemangku dunia pendidikan berbenah, salah satu diantaranya adalah mempersiapkan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan konteks tuntutan zaman.

 Berkaitan dengan itu daerah juga harus mampu berkreasi dan memberikan andil terhadap pengembangan kurikulum agar pendidikan yang sesuai konteks daerah dan budaya lokal tidak terkesampingkan. Untuk menghadapi masifnya perkembangan teknologi informasi dan menglobalnya budaya modern yang keberadaanya terus menggerus budaya local para stakeholders perlu ikut andil membuat konsep dan mengaplikasikan kurikulum lokal yang berbasiskan nilai-nilai budaya lokal.

Mengutip Pearson-Learning Curve Report (2014), out put pendidikan harus memiliki keterampilan abad 21 yang meliputi leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship, problem solving and team working.
Pendidikan karakter bertujuan membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Pembentukan karakter  untuk menyiapakan generasi ke depan yang cerdas dan terampil merupakan suatu keharusan, namun kecerdasan intelektual tanpa diiringi penguasaan nilai-nilai moral dan budaya luhur akan melahirkan generasi yang pincang, rapuh dan terombang-ambing derasnya arus globalisasi.

Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan produk pemikiran, pandangan hidup, perilaku, kebiasaan, dan produk lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat tertentu yang menunjukkan jati diri dan kekhasan masyarakat tersebut. Mengutip Geertz, 1973 (Wagiran: 2012:331) menyatakan “Local wisdom is part of culture. Local wisdom is traditional culture element that deeply rooted in human life and community that related with human resources, source of culture, economic, security and laws. lokal wisdom can be viewed as a tradition that related with farming activities, livestock, build house etc”.  Cheng (2002: 33) menyatakan bahwa pengembangan pembelajaran membutuhkan pengetahuan lokal yang menuntut adanya kontribusi sekolah yang dapat dilakukan dengan penyebaran kultur dan pengembangan kultur dalam konteks lokal. Sejalan dengan hal itu Tawil (2013: 4) menyatakan bahwa sistem pendidikan berkontribusi dalam menempa aspek lokal dan global dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang mendorong siswa untuk mengidentifikasi, memahami, dan menyadari, serta berkomitmen untuk menerapkan aspek lokal dan global. Kearifan lokal merupakan salah satu bagian dari konten budaya lokal. Cheng (2002:33) menyebutkan bahwa internalisasi konten budaya lokal dapat dilakukan dengan cara memasukkan norma eksplisit, nilai-nilai kearifan lokal yang penting, harapan masyarakat budaya lokal, dan juga memaparkan konsep pentingnya persatuan antarsub kultur yang ada di suatu negara. 

Kearifan lokal yang abstrak lebih bersifat pemikiran atau konsep tertentu, seperti agama, ideologi, dan keyakinan-keyakinan. Robinson (1988) membedakan kearifan lokal menjadi dua kategori, yaitu kearifan lokal internal dan kearifan lokal eksternal. Kearifan lokal internal berisi pandangan hidup, ideologi, dan pemikiran, sedangkan kearifan lokal eksternal berwujud perilaku dan kesusastraan. Kearifan lokal internal lebih bersifat abstrak, sedangkan kearifan lokal eksternal lebih bersifat konkret dan dapat diamati. UNESCO medefenisikannya yakni penggalian kearifan lokal sebagai dasar pendidikan karakter dan pendidikan pada umumnya, akan mendorong timbulnya sikap saling menghormati antaretnis, suku, bangsa dan agama, sehingga keberagaman terjaga dengan baik (Agus:2015:12-23). 
Kearifan lokal merupakan gagasan atau pandangan, pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma, moral, dan etika, kelembagaan (melibatkan norma, praktik atau tindakan berpola, organisasi), dan teknologi yang menyumbang kepada tercipta dan tetap terpeliharanya kondisi tatanan kehidupan masyarakat di berbagai bidang, kemajuan, dan terjaganya kondisi ekosistem lingkungan dan sumberdaya sehingga pemanfaatannya oleh kelompok ataunkomunitas manusia di situ (sebagai salah satu komponen ekosistem) berlangsung secara berkesinambungan. 

Merdeka Belajar dan Kearifan Lokal 
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus menerus dijadikan pegangan hidup. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal adalah bentuk warisan peradaban yang dilakukan secara terus menerus dari generasi, ke generasi.  Bahkan kearifan lokal dianggap mampu untuk mengendalikan berbagai pengaruh dari luar. 

Kearifan lokal biasanya menyangkut nilai dan moral pada masyarakat setempat, kearifan lokal tidak tertuliskan namun tetap diakui sebagai kekayaan dalam berbagai segi pandangan hukum dan kearifan lokal ialah bentuk sifat yang melekat pada seseorang berdasarkan pada asalnya serta memiliki multi dimensi. Mengutip Mitchell, (2003) kearifan lokal memiliki enam dimensi, yaitu dimensi pengetahuan lokal, dimensi nilai lokal, dimensi keterampilan lokal, dimensi sumber daya lokal, dimensi mekanisme pengambilan keputusan local serta dimensi solidaritas kelompok lokal. Perkembangan teknologi global berdampak terhadap eksistensi kearifan lokal dan pola pikir manusia. Karena itu terjadi benturan kepentingan dengan upaya mempertahankan kearifan lokal. Upaya untuk menumbuhkan kesadaran yang mendalam terhadap keberadaan kearifan lokal perlu adanya peningkatan pengetahuan setiap manusia dan menginternalisasikan kearifan lokal ke dalam setiap hati sanubari manusia. Dunia saat ini memasuki masa yang disebut era globalisasi serta globalisasi membuat banyak hal semakin mudah berkembang. Teknologi yang semakin canggih dan kemudahan seseorang dalam berkomunikasi merupakan ciri dunia memasuki era global.  Pengetahuan tentang kebudayaan penting bagi peserta didik terutama ketika berada dalam era perubahan yang cepat. Kebudayaan mencakup semua warisan budaya manusia seperti pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan, cita-cita, sikap, kepercayaan, dan cara berpikir suatu kelompok. Kebudayaan membentuk seseorang bertingkah laku kultural. Dengan berbekal tingkah laku yang kultural peserta didik bisa berfungsi atau diterima pada kelompok, dan bertingkah laku baik.

 Pendidikan budaya kearifan lokal merupakan upaya eksternal dalam menanggulangi perilaku peserta didik yang menyimpang. Faktor lain yang dianggap bisa meng-counter dampak negatif globalisasi adalah kecerdasan. Peserta didik yang memiliki kecerdasan yang tinggi, maka akan mudah memahami dan memecahkan suatu masalah. Kemampuan dalam memahami dan memecahkan masalah merupakan indikator yang membedakan orang yang cerdas dan kurang cerdas. 

Kearifan Lokal News
Pergerakan perubahan dunia yang cepat dan dahsyat menjadi penanda lahirnya era baru dalam tatanan kehidupan umat manusia. Era baru tersebut dikenal sebagai era kesejagatan (globalisasi) dengan segala capaian dan problematikanya. Capaian tertinggi pada era globalisasi ini dapat dilihat dari semakin terbuka dan cepatnya akses informasi dan komunikasi serta berbagai kemudahan fasilitas manusia sebagai hasil dari kemajuan sains dan teknologi (Blondel, 1998: 13).  Era informasi ini terjadi pada seluruh dunia, ketika umat manusia melakukan komunikasi global dengan perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Kondisi ini disebutnya sebagai kondisi menuju zaman “budaya tunggal” (mono culture) sejagad. Era informasi ini menjadi faktor utama pemicu perkembangan cepat peradaban modern. 

Proses mendunianya sistem kehidupan yang akan mengarahkan pada budaya tunggal sejagat sebagaimana paparan di atas, akan mengarahkan sistem kehidupan dunia seperti menjadi tanpa tapal batas (the borderless world) dengan berbagai bentuk penyeragaman. Fenomena riil yang terjadi dengan pesatnya proses globalisasi ini dengan lahirnya generasi gadget, suatu istilah yang digunakan untuk menandai munculnya era generasi millenial. Generasi millenial ini dimaksudkan sebagai generasi yang dalam kehidupannya menjadikan informasi beserta perangkatnya sebagai bagian yang selalu lekat dengan kehidupannya, bahkan tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya dalam kondisi dan situasi apapun. John Naisbit (2002:25) menyebutnya sebagai era high tech high touch yang menjadikan berbagai alat high-technology menjadi bagian penting dalam kehidupannya. Budaya memiliki dimensi eksternal (seperti artifak, kelembagaan) dan representasi internal (misalnya nilai-nilai, sikap, keyakinan, gaya kognitif/afektif/sensorik) (Samovar & Porter, 2001: 33). 

Samovar & Porter,et.el, menyampaikan terdapat beberapa karakteristik budaya: pertama, budaya itu dipelajari; istilah enkulturasi menunjukkan aktivitas total pembelajaran budaya seseorang. Enkulturasi biasanya terjadi melalui interaksi, observasi, imitasi (peniruan); ke dua, budaya ditransmisikan dari generasi ke generasi; ke tiga, budaya berpusat pada simbol; ke empat, budaya selalu berubah; ke lima, budaya sebagai sistem terpadu; dan ke enam, budaya adalah adaptif. Meski dunia berkembang begitu pesat, tetapi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal harus senantiasa diperkuat. Kearifan lokal sebagai kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah dan merupakan nilai-nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan dalam masyarakat lokal dan karena kemampuannya untuk bertahan serta menjadi pedoman hidup masyarakatnya. Kearifan lokal terbagi dalam bentuk tangible dan ingtangible, namun pada dasarnya keduanya mengandung nilai-nilai pesan moral yang sama bagi masyarakat. Karena itu program Pendidikan saat ini dengan ruhnya merdeka belajar tidak ada salahnya kita mampu memerdekakan siswa dalam belajar dengan memberikan peluang yang seluas-luasnya terhadap siswa untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang kearifan lokal. Baik itu budaya, nilai-nilai moral adat istiadat yang merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus menerus dijadikan pegangan hidup. Hasil-hasil budaya kearifan lokal juga perlu mendapatkan tempat yang sama dan sejajar serta serata dengan budaya-budaya era modernisasi dalam tatatan era globalisasi, industry 4.0 serta era masyarakat 5.0. 

(dihimpun dari berbagai sumber: penulis adalah Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi). 

Kamis, 23 Januari 2020

Bos Afirmasi dan kinerja di Bungo belum di laksanakan ,Keterlibatan percetakan di Pertanyakan “


Bungonews.co.id - Bungo
Selain Dana Bos Reguler  , Pemerintah  juga mengalokasi dana Bos Afirmasi dan Bos Kinerja untuk Sekolah Dasar, SLTP dan SLTA , tanpa terkecuali di kabupaten Bungo

Di Kabupaten Bungo di ketahui Puluhan Sekolah dasar dan beberapa SLTP dan SLTA menerima bantuan Bos Afirmasi dan Bos Kinerja  tahun anggaran 2019 , Dalam praktek nya kegiatan Bos Afirmasi dan Kinerja  yang lebih di utamakan pada kegiatan alat sarana dan prasarana penunjang belajar mengajar seperti Komputer , Jaringan internet , Tablet dan infokus hingga akhir Januari 2020 belum di realisasi kan ,sedangkan dana sudah di transpert ke masing - masing Rekening sekolah penerima bantuan.

Kepala Bidang Pendidikan dasar Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Bungo , Nasrun mengatakan " Tahun 2019 Puluhan Sekolah dasar , SLTP dan SLTA  menerima bantuan dana Bos Afirmasi dan Bos Kinerja , uang nya sudah di transpert ke rekening masing - masing sekolah , " Tutur Nasrun mengawali perbincangan nya dengan Bungo News di ruangan kerjanya , Kamis (23/1)

Menurut Nasrun alasan belum di realisasikan kegiatan Bos Afirmasi dan Bos Kinerja tahun 2019 di kabupaten Bungo di karenakan  dana di transpert ke rekening pada tanggal 18 Desember 2019 sedangkan anggaran kegiatan di kabupaten Bungo berakhir pada tanggal 15 Desember 2019 , selain itu ada nya perubahan Permendagri yang  menyebabkan  petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis nya berubah juga bahkan juga mempengaruhi jumlah anggaran dan jumlah sekolah penerima bantuan  "  Tutur Nasrun menjelaskan

Perubahan nominal anggaran di sejumlah sekolah tersebut berdasarkan data dapodik masing -masing sekolah yang selama ini pasif di login kembali , dasar data dapodik itu lah tim kementerian kembali merubah nya , imbuh nya

Dijelaskan nya bahwa saat ini kegiatan Bos Afirmasi dan Bos Kinerja di kabupaten Bungo dalam proses , " Untuk anggaran Dana di bawah 200 juta  pihak sekolah bisa belanja langsung dan menunjuk langsung perusahaan penyedia , sedangkan untuk anggaran di atas Rp. 200 juta di wajibkan melalui proses ULP LPSE

Menanggapi pemberitaan Bungo news sebelumnya sebagaimana di akui oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan bahwa pihak sekolah hanya menerima  barang setelah sampai di sekolah melalui perusahaan percetakan yang di tunjuk dan di arahkan oleh pihak dinas pendidikan kabupaten , Nasrun mengatakan " Kalau keterlibatan langsung dari pihak dinas kabupaten Bungo saya rasa informasi tersebut keliru karena pihak dinas hanya sebagai sosial kontrol saja " tegas nya

Memang di saran kan kepada kepsek agar memilih perusahan yang di kenal dan di ketahui alamat nya dan jelas legalitas dan sertifikasi nya , imbuh nya lagi

Di tanya  adanya Khabar bahwa percetakan TS  dan EL  di sebut sebut oleh Kepsek sebagai perusahaan penyedia kegiatan Bos Afirmasi dan Kinerja di kabupaten Bungo , apakah sudah bidang usaha dan sertifikasi nya memenuhi syarat ? Nasrun tidak bisa berkomentar banyak , ia hanya menyebutkan bahwa ada 6 perusahaan yang benar- benar di nyatakan legalitas nya jelas dan memenuhi syarat " jelas nya

Saya minta kepada para kepala sekolah untuk benar benar melaksanakan kegiatan Bos Afirmasi ini sesuai dengan juklak dan juknis dan tidak sembarangan menunjuk perusahaan penyedia " Tutup nya ( BN - war .R.001) 

Di Suruh Bikin Pondasi , 500 unit perumahan BSPS di Bungo Kembali Terancam Gagal , Ini Daftar nya


Bungo news, co.id - Bungo 

Bantuan perumahan stimulan perumahan swadaya ( BSPS) tahun 2019 di kabupaten Bungo tidak saja di duga tidak melibatkan pemerintahan dusun yang berakibat tidak maunya pemerintahan dusun  menanda tangani berita acara serah terima namun juga kuat dugaan dalam prakteknya material yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan  di masing - masing  penerima bantuan  , yang lebih parah nya lagi 500 unit bantuan Perumahan yang gagal di laksanakan tahun 2019 di wilayah kecamatan Pelepat Ilir dan kecamatan Tanah Sepenggal  tahun 2020 ini kembali terancam di di realisasi kan , ironis nya masyarakat disuruh  menyiapkan swadaya senilai Rp.5 juta untuk pondasi dan kebutuhan lainnya , sebagaimana pemberitaan Bungo news sebelumnya

Menyikapi dan menanggapi persoalan tersebut , Amrizal Kepala Bidang Perumahan dan pemukiman didampingi Renni  hari ini Kamis ( 23/1) mengatakan  " Setelah kami cek data ternyata  memang benar ada ratusan BSPS yang di data tahun 2018 untuk kegiatan tahun 2019 gagal di laksanakan  " Tutur Amrizal di benarkan oleh Renni

Menurut Amrizal data yang ia terima kegiatan  BSPS tahun 2019 yang gagal tersebut terdiri dari desa-desa di kecamatan Tanah Sepenggal sebanyak 250 unit  sedangkan di kecamatan Pelepat Ilir sebanyak 240 unit , " Kami akan Kross cek ke lapangan desa mana saja yang sudah menyiapkan pondasi namun gagal di realisasikan , data tersebut akan di kirim ke provinsi Jambi selanjutnya di usulkan ke tim kementerian perumahan rakyat Pusat   Jakarta, semoga saja usulan BSPS tahun 2019 yang tertunda tersebut bisa di realisasikan tahun 2020 ini juga " Tutur nya mengaku belum bisa memastikan nya

Di katakan nya tahun 2020 ini kabupaten Bungo hanya menerima  400 an unit BSPS yang lokasi nya belum dapat di pastikan apakah termasuk yang gagal tahun 2019 yang lalu .

Di.akhir perbincangan nya dengan Bungo News , Amrizal mengatakan " Untuk persoalan bantuan BSPS sebanyak 100 unit di dusun Tanjung agung yang tidak di tanda tangani berita acara serah terima nya oleh perangkat desa  akan kita cari solusi nya , tim akan turun kelapangan untuk  berkoordinasi dan berkomunikasi langsung dengan pemerintah an dusun " Tutup nya

Berikut ini daftar nama desa dan jumlah bantuan BSPS tahun 2019 yang gagal di laksanakan :

1. Kecamatan Tanah Sepenggal   250 Unit
‌Desa Sungai Gambir  50 Unit.
‌Desa Tanah Bekali  80 Unit .
‌Desa  Lubuk Landai 40 Unit.
‌Desa  Teluk Pandak 80 Unit
‌Desa Tenam 50 Unit
2 Kecamatan Pelepat Ilir.  240 unit .
‌Desa Koto Jayo Sebanyak  80 unit
‌Desa Danau 70 Unit
‌Desa Padang Palangeh 50 unit
‌Desa  Muara Kuamang. 40 unit

( BN - R.001 )

‌ 

Rabu, 22 Januari 2020

Wooow ... !! Tahun ini Bungo cuma terima 400 unit BSPS , Bagaimana Nasib yang Tertunda Tahun 2019 ?


Bungo news.co.id - Bungo,
Ratusan unit  Bantuan stimulan perumahan Swadaya ( BSPS ) di kabupaten Bungo yang tertunda tahun 2019 yang lalu kembali terancam, pasalnya tahun 2020 kabupaten Bungo di ketahui hanya menerima  bantuan BSPS sebanyak 400  unit , menarik nya 400 unit BSPS tahun 2020 ini juga belum bisa di pastikan di alokasikan untuk kegiatan yang tertunda tersebut

Kepada Bungo News , Kepala Bidang Perumahan Rakyat , Amrizal mengatakan " Tahun ini  Kabupaten Bungo hanya menerima bantuan BSPS sebanyak lebih 400 an unit " Tutur nya diruangan kerja nya baru- baru ini .

Di tanya apakah kegiatan  yang tertunda tahun 2019 ratusan unit di dusun Tanah Bekali dan dusun Tenam dan dusun lain nya  akan di lanjutkan tahun 2020 sebagaimana di janjikan tahun 2019 yang lalu ? Amrizal  mengaku tidak bisa memastikan nya , " Soal itu saya tidak tahu bang karena saya baru menjabat sebagai kepala bidang perumahan " Tutur nya agak kebingungan

Di tanya  persoalan BSPS di dusun Tanjung Agung kecamatan Muko- Muko Bathin VII sebanyak 100 unit yang terancam tidak di terima oleh perangkat desa karena dari awal tidak melibatkan pemerintahan desa , Amrizal menjanjikan akan segera turun  ke lapangan untuk menyelesaikan nya

Di ketahui tahun 2019 dusun Tanah Bekali dan Dusun Tenam Kecamatan Tanah Sepenggal sebanyak 500 unit  perumahaan BSPS yang di saran agar menyediakan pondasi senilai Rp. 5. Juta perunit namun gagal di realisasikan dan di janjikan  tahun 2020 di realisasi kan

(BN.R.001)