Jumat, 14 Februari 2020

Bakat, Disiplin dan Prestasi


Oleh: Nelson Sihaloho
Abstrak
Seringkali kita mendengar bahwa keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan dapat dilihat dari prestasi yang diperolehnya. Mengutip Slamet (2002:53) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor jasmani, psikologis dan kelelahan, kesehatan, kondisi tubuh, Intelegence Quotient (IQ), minat, parhatian, bakat dan kematangan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga dan sekolah yang mencakup cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, metode mengajar, bahan, sarana dan prasarana.

 Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Itulah sebabnya kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat terhadap setiap siswa.

Kata kunci: bakat, disiplin dan prestasi
Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Cara berfungsinya, ada 2 yakni kemampuan pada bidang khusus dan bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus. Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakam sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul apabila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.

 Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent. Mengutip John Holland, bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Seseorang yang memiliki bakat adalah orang yang mempunyai potensi dan merupakan oarng yang sungguh beruntung karena dengan mudah dalam mewujudkan prestasi dirinya. Untuk itu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan. 

Bakat yang besar harus didukung dengan motivasi yang kuat dari dalam dirinya. Seorang pemimpin yang hebat selain bisa dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan akan lebih hebat japabila memiliki bakat terpendam sesuai dengan potensi dirinya. Dalam upaya mengembangkan potensi diri ada 4 tahapan yang perlu diperhatikan yaknia. mengenali diri sendiri, memposisikan diri, mendobrak diri serta  aktualisasi diri. Sebagaimana kita ketahui bahwa potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang berarti keras, kuat. 

Intinya potensi  merupakan kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut. Sedangkan potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya. 
Disiplin


Mengutip Sukadji (2002) menyatakan bahwa pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanmkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang bahkan sering disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi siswa karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Umumnya orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak disiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan. 

Manfaat kedisiplinan adalah membuat seseorang menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian seseorang yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Manfaat disiplin selain menumbuhkan kepekaan, menumbuhkan kepedulian, mengajarkan keteraturan dan meningkatkan prestasi, menumbuhkan percaya diri serta menumbuhkan kemandirian dan kepatuhan. 

Bear, 2005 (Dupper, 2010: 15) menyatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan secara umum adalah mengembangkan disiplin diri dikalangan peserta didik, dengan cara menunjukkan perilaku bertanggung jawab secara moral yang dapat menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang aman, tertib serta kondusif.
 Dupper (2010:15) mendefinisikan disiplin sebagai pengembangan pengendalian diri melalui pengajaran keterampilan pemecahan masalah dan belajar lebih produktif untuk mengekspresikan perasaan. Perilaku disiplin diharapkan akan menghasilkan karakter tertentu atau pola perilaku yang menghasilkan perbaikan moral dan mental, dengan instruksi dan praktik untuk melatih pengendalian diri (self-control). Sikap disiplin yang terdapat dalam diri seseorang biasa disebut dengan disiplin diri atau self-discipline. Disiplin diri merupakan unsur utama dari pengaturan diri (self-regulation) dan pengendalian diri (self-control) yang merupakan bagian penting dalam pendidikan karekter dan pembelajaran sosial-emosional (Duckworth, 2009:19).
Prestasi

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. Di sebagian sekolah kecenderungan seseorang anak “dihargai” bukan berdasarkan bakat dan potensinya (ekstrakurikuler) namun lebih kepada nilai akademisnya (kurikuler).

 Kemampuan ekstrakurikuler dianggap sebagai kemampuan kelas dua. Padahal di lapangan kehidupan banyak orang yang sukses bukan bersandarkan pada nilai akademik semata namun pada pengembangan bakat dan potensi yang dimilikinya. 

Hal semacam itu menjadi banyak pandangan yang tidak menyenangkan sebagaimana pemahaman tentang prestasi itu sendiri.  Berprestasi adalah dambaan setiap orang, namun tidak semua orang bisa menjadi orang berprestasi. Mengutip W.J.S Winkel Purwadarmtinto menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai, dan bisa didefenisikan adalah sebuah usaha, pekerjaan yang dilakukan dengan sunguh-sunguh sehingga mencapai hasil yang terbaik dan maksimal. Sedangkan Gagne menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yakni kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom (Suharsimi Arikunto, 1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai suatu prestasi. Diantaranya diperlukan komitmen orang tua, lingkungan belajar yang baik, peraturan  di rumah tangga, pemberian reward kepada anak serta kemandirian anak. Siswa yang berprestasi diibaratkan sebagai bibit unggul yang lambat laun jika kemampuannya diasah terus menerus akan tumbuh menjadi siswa yang berprestasi lebih baik. Banyak kalangan menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi terlihat dari ciri-ciri yakni mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan dengan baik, melakukan antisipasi, jujur dan taat terhadap peraturan.

Relevansi Bakat terhadap prestasi
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat yang diidentikkan sebagai kemampuan dasar individu untuk mampu melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya.

 Contohnya adalah siswa yang berbakat di bidang Bahasa (kecerdasan Bahasa)  akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri. Faktor lainnya adalah lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah bisa menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. Selanjutnya adalah lingkungan keluarga, merupakan tempat pertama kali anak belajar. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah antara lain pola asuh orang tua, hubungan orang tua dan anak, kondisi ekonomi keluarga, keharmonisan keluarga, kondisi rumah serta teman sebaya.

 Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkungan sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal. Persoalan kekerasan dilihat dari sudut psikologi pendidikan mencoba mengarahkan pada lingkungan sekolah tempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya. Teman sebaya  yang seharusnya bisa untuk memperoleh informasi dan perbandingan tentang dunia sosisal, prinsip keadilan malalui konflik yang terjadi dengan teman, bisa untuk belajar tentang konsep gender juga dapat berpengaruh negatif bagi anak. Contohnya kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki kawan sebayanya akan mudah mempengaruhi diri anak.

 Kebiasaan buruk yang mudah ditiru biasanya dari ucapan atau tindakan. Saat ini banyak kegiatan lomba-lomba yang diselenggarakan oleh para stakeholders dan bisa dijadikan sebagai ruang untuk mendukung prestasi anak. Di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan misalnya Kompetisi Sains Nasional (KSN) Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) Kompetisi Penelitian Siswa Nasional (KPSN) yang memberi ruang terhadap siswa-siswi berbakat dalam mewujudkan prestasinya. 

Kegiatan menulis misalnya sebagai bagian dari media berekspresi. Banyak orang tertarik dalam bidang tulis menulis salah satunya ingin menjadi seseorang yang dikenal. Mengingat banyaknya manfaat kegiatan menulis, budaya menulis tentu perlu ditumbuhkembangkan.

 Selain itu dibutuhkan disiplin yang merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat terhadap setiap siswa. 

Dalam meulis karya ilmiah diwajibkan menggunakan bahasa keilmuan yaitu ragam bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang tertentu. Menulis Karya Ilmiah hendaknya mengambil topik permasalah karya ilmiahnya sesuai bidang yang ditekuni agar hasil karya ilmiahnya dapat lebih terperinci dan mendalam.

 Mengutip[ Jujun   Suriasumantri (1994 : 184 ) menyatakan ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah adalah reprodukif, tidak ambigu, tidak emotif, penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf. Kemudian penggunaan istilah keilmuan, bersifat denotative serta rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan. Karya tulis adalah segala bentuk hasil olah pikir manusia yang dituangkan dalam tulisan. Karya tulis ada 2 jenis yaitu karya tulis fiksi dan non fiksi. Karya tulis fiksi alur cerita berdasarkan tingkat imajinasi oleh seorang penulis. Contoh karya tulis fiksi antara lain novel, cerpen, roman, dan lain-lain. Sedangkan karya tulis yang kedua adalah karya tulis non fiksi. Sebagai kebalikannya karya tulis nonfiksi merupakan hasil olah pikir manusia yang melibatkan data dan informasi nyata dan terkadang menggunakan kaidah-kaidah penulisan yang baku. Contoh karya tulis non fiksi antara lain; opini, essay, artikel, dan laporan penelitian. Bill Gates pernah menyatakan bahwa ada 3 bidang Iptek yang akan mempengaruhi masa depan manusia, yaitu kecerdasan buatan, bioscience, dan energi. Intinya bahwa bakat memiliki relevansi yang signifikan terhadap peningkatan prestasi seseorang apabila dilakukan dengan baik patuh pada disiplin serta memiliki motivasi yang tinggi terhadap keinginan untuk mewujudkan mimpinya dan sebaliknya apabila seseorang memiliki baat tanpa disertai dengan disiplin belajar yang tinggi suatu prestasi tidak akan bisa dicapai dengan optimal.

 (dihimpun dari berbagai sumber: penulis Guru SMP Negeri 11 Kota Jambi). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar